Pengertian Radang Sendi
Radang sendi atau
disebut juga sebagai artritis merupakan suatu kondisi terjadinya peradangan
(inflamasi) dalam satu atau beberapa sendi. Gejala yang dirasakan penderita
biasanya berupa nyeri, bengkak, kemerahan, atau sensasi hangat pada sendi.
Radang sendi juga dapat menyebabkan sendi menjadi kaku dan sulit untuk
digerakkan.
Risiko terkena radang sendi biasanya meningkat seiring pertambahan
usia. Selain itu, obesitas, jenis kelamin,
dan riwayat kesehatan keluarga juga dapat turut berpengaruh. Terlebih lagi jika
ada riwayat cedera pada sendi, maka rasa sakit di sekitar sendi tersebut dapat
kambuh di kemudian hari.
Gejala Radang Sendi
Gejala radang sendi
pada umumnya adalah:
§ Nyeri dan kaku pada sendi.
§ Gerakan sendi terbatas.
§ Kulit pada sendi berubah menjadi merah dan hangat.
§ Otot sekitar sendi mengecil dan kekuatannya menurun.
Jenis-jenis Radang Sendi
Ada beberapa jenis
radang sendi, di antaranya:
§ Artritis karena kondisi degeneratif (degenerative arthritis)
Osteoarthritis merupakan jenis yang paling sering terjadi. Kondisi ini
terjadi ketika tulang rawan sendi mulai menipis seiring usia, sehingga tulang
bisa bergesekkan langsung dengan tulang lain dan menyebabkan rasa sakit serta
terhambatnya gerakan. Osteoarthritis umumnya diderita oleh
orang berusia 50 tahun ke atas, dan biasanya menyerang sendi di bagian tangan,
lutut, pinggul, atau tulang belakang.
Salah satu osteoarthritis yang menyerang tulang
belakang daerah leher adalah spondilosis servikal. Kondisi ini dapat
menyebabkan gejala nyeri dan kaku pada leher.
§ Artritis karena reaksi peradangan (inflammatory arthritis)
Sistem kekebalan tubuh umumnya melindungi tubuh dengan menimbulkan
reaksi peradangan untuk menghilangkan infeksi dan mencegah penyakit. Namun
sistem kekebalan tubuh dapat salah dan menyerang sendi dengan mengakibatkan
reaksi peradangan yang tidak terkontrol (reaksi autoimun). Keadaan ini dapat
mengakibatkan erosi pada sendi dan dapat menyerang organ lain juga. Beberapa
contoh inflammatory arthritis adalah:
§ Rheumatoid arthritis. Rheumatoid arthritis terjadi ketika
membran sinovial (lapisan pembungkus sendi) mengalami peradangan dan bengkak
akibat serangan dari sistem kekebalan tubuh kita sendiri. Kondisi ini lebih
banyak diderita oleh wanita dibandingkan pria dengan usia antara 40-50 tahun.
Jika tidak ditangani dengan benar, dapat menyebabkan kerusakan tulang, tulang
rawan dan organ tubuh lainnya.
§ Psoriatic arthritis. Merupakan jenis radang sendi yang biasanya muncul pada
penderita penyakit psoriasis.
§ Enteropathic arthritis. Penyakit ini umumnya dirasakan pada sendi tungkai dan
tulang belakang. Enteropathic arthritis merupakan komplikasi
dari penyakit kolitis ulseratif dan Crohn’s Disease.
§ Reactive arthritis. Reactive arthritis yang dulu disebut Reiter
syndromemerupakan kondisi autoimun yang timbul akibat respon tubuh terhadap
infeksi sehingga menimbulkan peradangan di sendi. Penyakit ini berhubungan
dengan infeksi di saluran pencernaan akibat Shigella (disentri) atau Salmonella (tifus)
serta infeksi saluran kemih dan genital (chlamydia)
§ Artritis karena infeksi (infectious arthritis)
Virus, bakteri atau jamur di dalam darah langsung masuk dan
menyerang ke dalam sendi sehingga menimbulkan reaksi peradangan. Berbeda dengan reactive
arthritis, dimana reaksi peradangan di dalam sendi diakibatkan oleh infeksi
di tempat lain. Radang sendi dengan nama lain septic arthritis ini
berisiko pada orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti
pada penyakit kanker dan
diabetes.
§ Artritis karena gangguan metabolik (metabolic arthritis)
Penyakit asam urat merupakan metabolic arthritis.
Kondisi yang umumnya menyerang bagian sendi jempol kaki ini disebabkan oleh
penumpukan kristal asam urat di dalam sendi. Selain sakit, sendi yang terkena
penyakit asam urat juga bisa memerah dan membengkak. Kondisi ini lebih berisiko
menyerang pria.
Diagnosis Radang Sendi
Untuk
memastikan kondisi, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik terlebih dahulu,
antara lain mengamati adanya pembengkakan dan melihat kemampuan pasien dalam
menggerakkan sendi. Jika pasien dicurigai menderita radang sendi, maka
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, misalnya pemeriksaan darah, cairan sendi,
dan urine di laboratorium, untuk menguatkan diagnosis.
Pemeriksaan
radang sendi yang dilakukan akan bervariasi tergantung dari jenis kondisi yang
dicurigai. Selain pemeriksaan laboratorium, diagnosis radang sendi juga bisa
dilakukan menggunakan metode pemindaian, contohnya dengan USG, foto Rontgen, CT
scan, atau MRI.
Pengobatan Radang Sendi
Pengobatan
radang sendi yang diberikan oleh dokter bergantung kepada jenis dan tingkat keparahannya.
Selain untuk meringankan gejala, pengobatan radang sendi juga bertujuan untuk
meningkatkan fungsi sendi-sendi.
Untuk mengurangi rasa sakit, biasanya digunakan obat antiinflamasi nonsteroid atau OAINS (misalnya
ibuprofen atau diclofenac), analgesik (misalnya paracetamol atau tramadol), serta mengoleskan krim atau salep
yang mengandung capsaicin atau mentol sesuai dengan dosis dan
aturan pakai dari dokter.
Untuk mengatasi kasus radang sendi akibat autoimun dokter dapat
meresepkan kelompok obat disease-modifying antirheumatic drugs (DMARDs),
misalnya hydroxychlorquine atau methotrexate. Bersamaan dengan
pemberian DMARDs, infliximab atau etanercept (golongan biologic
response modifiers) juga dapat diberikan. Selain itu, dokter
juga dapat memberikan obat-obatan golongan kortikosteroid, seperti prednison.
Selain
dengan obat-obatan, fisioterapi juga direkomendasikan oleh dokter dengan tujuan
memperkuat otot-otot di sekitar sendi dan meningkatkan kemampuan gerak tubuh.
Mengurangi berat badan, olahraga teratur (terutama olahraga di dalam air),
kompres hangat atau dingin pada sendi, serta menggunakan tongkat juga
diperlukan untuk mengurangi gejala radang sendi.
Apabila gejala radang sendi sudah sangat parah dan tidak bisa
diatasi lagi, baik oleh obat atau pun fisioterapi, maka dokter akan
merekomendasikan operasi. Beberapa jenis operasi yang bisa dilakukan adalah
prosedur penyatuan sendi atau arthodesis, prosedur pemotongan
tulang untuk memperbaiki garis normal tubuh (osteotomy), serta
prosedur penggantian sendi atau artroplasti.
No comments:
Post a Comment